Kepada kamu yang selalu aku tunggu,
Halo selamat pagi, siang, sore, ataupun malam. Semoga saja kamu sudah
makan dan juga mandi. Apa kabar kamu? Bagaimana kabar Ibu, Bapak serta kakak"mu
aku juga berharap mereka selalu baik-baik saja.
Kita pernah bercerita tanpa henti, kita pernah tertawa tanpa jeda, namun
kita juga pernah saling melukai satu sama lain. Kita selalu berbagi
bahagia dan mengukir kenangan tanpa kita tahu masalah demi masalah
menjadi satu dalam lubang. Kita selalu menghindar masalah, bukan
menyelesaikan. Kita selalu menganggap semua baik pada semua sakit.
Kita pernah merasa dekat sekalipun jarak terbentang, kita pernah merasa
saling memeluk meski doalah yang memeluk, kita pernah saling tersenyum
meski hanya lewat sebuah emotikon. Kita pernah merasa kita pemenang
meski hanya memenangkan pencapaian diri.
Maaf seharusnya aku tidak berkata kita karena kita bukanalah kita yang
dulu, kita sekarang sudah berganti dengan aku-kamu, sedih? Pasti, kecewa
juga aku rasa. Aku dan kamu mungkinkah akan menjelma menjadi sebuah
kita (lagi).
Mungkin kita aku dan kamu perlu banyak belajar, mungkin bukan untuk menjadi kita yang kedua kalinya, tapi hanya karena kita aku
dan kamu tak ingin mengulang kesalahan masalulu di masa depan. Aku
percaya bahwa kamu akan selalu baik tanpa aku, karena kamu selalu begitu
terlihat baik-baik saja meski tanpa aku sejak dulu hingga sekarang. Aku
juga percaya kita telah banyak belajar, kita telah banyak berjuang
meski kita kalah akan ego kita masing-masing. Meski kita jatuh dalam
amarah kita masing-masing. Kita aku dan kamu sama-sama perlu yang mengerti bukan menuntut untuk sellau mengerti.
Selamat tinggal kamu dan kenangan akan kita.
Ingatlah aku pernah sesayang ini ke kamu.
Dalam sebuah kehampaan yang semakin meradang, semoga kamu membaca meski harapan itu hanya sebatas harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar